Baby Boo~~ [Chapter 32] (Ending)

–Forever With You–

 32

=Sebulan Kemudian=

Hyunseung menghela nafas dalam sambil memandang berkas-berkas ditangannya. Kepalanya terangkat memandang kearah pintu dan melihat ayahnya masuk dengan wajah serius, “Waeyo sajangnim?” tanyanya tanpa ekspresi.

Ayah Hyunseung menghampiri Hyunseung dan langsung menarik kerah bajunya, “Cukup Hyunseung!! Berhenti bersikap kau tak peduli dan segera pergi kerumah sakit!!” serunya.

Hyunseung diam menatap ayahnya.

“Sudah sebulan Hyunseung!! Hyuna koma dan tidak pernah sekali pun kau mengunjunginya!!” ucap ayah Hyunseung marah.

Hyunseung melepaskan tangan ayahnya, “Wae!!!?? Apa bedanya aku kesana atau tidak?!! Pada akhirnya dia akan mati!! Benarkan?!!” serunya.

Ayah Hyunseung menatap putranya marah, “Ada apa denganmu?! Hanya itu yang ada dipikiranmu?! Kau berjuang demi Hyuna selama 2 tahun dan sekarang kau mengatakan itu?!”

“Ne..” jawab Hyunseung tanpa ekspresi. DUAKK!!! Wajahnya terbentur sesuatu yang keras dan hampir terjungkal kebelakang jika terduduk ke kursinya. “Ahhh..” rintihnya sambil memegang sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

Ayah Hyunseung mengelus kepalan tangannya yang baru saja mengenai wajah tampan putranya, “Cukup Hyunseung!! Appa tau apa yang kau coba untuk tutupi!” serunya.

Hyunseung menatap ayahnya marah, “Mwo?! Aku muak dengan semua ini!! Aku tidak akan memikirkan gadis egois itu lagi!!” serunya.

Ayah Hyunseung menghela nafas dalam, “Ani.. kau tidak pernah muak dengan semua ini, tapi kau berusaha menutupi perasaanmu.” Ucapnya pelan. “Kau sangat takut Hyuna meninggal, kau takut dia akan meninggalkanmu. Keutji?”

Kedua tangan Hyunseung mulai bergetar, “Ani..” ucapnya berbohong.

“Keure.. Hyuna sudah meninggal beberapa jam yang lalu..” ucap ayah Hyunseung berat dengan kepala tertunduk.

Hyunseung menatap ayahnya tak percaya, rasanya semua aliran darah ditubuhnya mengalir kearah sebaliknya hingga membuat wajahnya pucat pasi. “Mwo?”

Ayah Hyunseung memandang putranya sedih, “Lanjutkan hidupmu..” ucapnya, lalu melangkah keluar dari ruangan itu.

Hyunseung tak bisa menutupi perasaannya, “Hyuna? Hyuna.. andwae!” ucapnya sambil bangkit dan langsung berlari keluar dari ruangannya.

Beberapa langkah keluar dari ruangan putranya, ayah Hyunseung terkejut mendengar pintu terbuka paksa dan putranya langsung berlari kencang melewatinya. Dia menatap putranya beberapa saat dan tersenyum, “Pabo Hyunseung..” gumamnya.

=Rumah Sakit=

Hyunseung berlari sekencang yang dia bisa menuju ruang ICU Hyuna, dia tak pernah datang sekali pun kesana. Namun bukan berarti dia tak pernah memikirkan gadis itu. hampir setiap malam dia bermimpi mengakhiri hidupnya karena berita kematian gadis yang sangat dia cintai itu. “HYUNA!!” serunya sambil membuka pintu ruang ICU Hyuna.

Naeun yang sedang menunggui Hyuna terkejut Hyunseung tiba-tiba berseru, “Oppa.. waekeure?” tanyanya tak mengerti.

Hyunseung tak mendengarkan Naeun dan melangkah masuk dengan tatapan pada wajah Hyuna. Gadis itu tampak tirus dan tak bernyawa.

“Oppa, kau baik-baik saja? Ada apa dengan wajahmu?” Tanya Naeun.

Hyunseung memandang Naeun, lalu memandang layar yang menunjukkan detak jantung Hyuna. Dia hampir bersorak lega mengetahui gadis itu masih hidup. Setelah sekian lama, dia kembali menatap wajah gadis itu. tubuhnya sedikit membungkuk untuk menatap gadis yang dia cintai itu lebih dekat, tangannya bergerak memegang pipi gadis itu. matanya terasa mulai berair karena gadis itu tak kunjung membuka matanya, “Hyuna..” ucapnya dengan suara bergetar.

Naeun memandang Hyunseung sedih, lalu beranjak dari tempatnya dan berjalan keluar untuk membiarkan kedua orang itu memiliki waktu berdua.

Bulir air mata Hyunseung mengalir perlahan menatap wajah tenang Hyuna, “Miane..” ucapnya menyesal, lalu mencium dahi gadis itu dengan mata terpejam. Dia menempelkan dahinya pada gadis itu hingga ujung hidung mereka saling bertemu, “Jangan tinggalkan aku Hyuna.. jebal.. Aku membutuhkanmu.. Aku tidak peduli jika aku tidak akan memiliki anak seumur hidupku, asal kau ada disisiku selamanya. Jebal Hyuna..” mohonnya dengan air mata mengalir.

Naeun memandangi Hyunseung yang terus menangis di sisi Hyuna melalui celah kaca dipintu sedih, lalu bergerak duduk di kursi tunggu. Tak lama Taemin muncul dan langsung menghampirinya.

“Hei.. ini..” ucap Taemin sambil memberikan minuman bervitamin untuk Naeun.

Naeun tersenyum tipis, “Gumawo oppa..”

“Kenapa kau disini?” Tanya Taemin heran.

“Mmm.. Hyunseung oppa ada didalam..” jawab Naeun.

Taemin tertegun, “Ne? jinja?”

Naeun mengangguk.

“Ahh.. akhirnya dia datang..” ucap Taemin lega.

“Ne, Hyuna pasti menunggu Hyunseung oppa datang..” ucap Naeun menahan tangis.

Taemin memandang Naeun sedih. Satu tangannya terangkat ke atas kepala gadis itu dan merangkulnya, “Aniya.. Hyuna masih butuh waktu untuk kembali sadar..” ucapnya menghibur.

Bulir air mata Naeun mulai berjatuhan, “Hyuna sangat mencintai Hyunseung oppa, kupikir dia akan tenang setelah ini..” ucapnya sambil menyeka air matanya.

“Selama dia masih bertahan, masih ada kemungkinan untuk kembali sadar.. Jadi jangan katakan itu, Naeun.” Ucap Taemin dan memeluk gadis itu lembut.

Keesokan harinya.

Hyunseung menggenggam tangan Hyuna sambil memandangi gadis itu, “Kau tidak akan sendiri Hyuna.. Aku ada disini bersamamu. Kau bisa merasakannya kan?” ucapnya pelan, lalu mencium punggung tangannya.

Naeun masuk ke ruangan itu dan menghampiri Hyunseung, “Oppa, dokter ingin bertemu dengan kita. Apa kau ingin menemuinya?”

Naeun memandang Naeun, lalu kembali memandang Hyuna. “Ne..” jawabnya. Perlahan dia bangkit dan kembali mencium punggung tangan gadis itu, “Aku tidak akan lama..” ucapnya, kemudian melepaskan jemarinya perlahan. Dia melangkah bersama Naeun menuju ruang dokter.

Dokter yang menangani Hyuna memandang Hyunseung bingung karena tak pernah melihatnya, “Anda siapa?” tanyanya pada pria itu.

Hyunseung berpandangan pada dengan Naeun dan memandang dokter didepannya bingung.

“Ini tunangan Kim Hyuna, dokter..” jawab Naeun memberitau.

“Ohh.. tidak heran kalau begitu..” ucap dokter itu.

Hyunseung dan Naeun tertegun mendengar ucapan dokter itu, “Tidak heran apa dokter?”

Dokter itu tersenyum, “Ditengah masa sulit ternyata ada kabar menggembirakan..” ucapnya.

Dahi Hyunseung berkerut, “Ne?”

Dokter itu membuka sebuah berkas dan menyodorkannya pada Hyunseung dan Naeun, “Kim Hyuna-ssi mengandung 4 minggu..” jawabnya.

“NE?!!” seru Hyunseung dan Naeun sambil menatap dokter itu tak percaya.

“Meskipun dalam kondisi koma, kandungannya baik-baik saja..” ucap dokter itu dengan senyuman di wajahnya.

Hyunseung tidak bisa mengatakan apa pun karena tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar, “Tunggu.. dokter..” ucapnya bingung, “Beberapa bulan lalu dokter mendiagnosa tunanganku hanya memiliki kemungkinan kecil untuk bereproduksi..”

“Ne, dokter.. Apa anda tidak salah?” Tanya Naeun tak percaya.

“Keajaiban selalu terjadi, benarkan?” ucap dokter itu sambil menunjuk berkas di depan Hyunseung.

Hyunseung memandang berkas itu dan tertegun melihat Hyuna memang sedang mengandung 4 minggu. Lalu menatap dokter itu penuh haru, “Gamshamida dokter..” ucapnya.

=Ruang ICU Hyuna=

Hyunseung tersenyum sambil mengelap lengan Hyuna dengan handuk basah, dia tak percaya gadis itu benar-benar sedang mengandung anaknya. “Kau tau? Kau benar-benar mengandung anakku Hyuna..” ucapnya dan memandang gadis itu, “Aku akan menunggumu kembali sadar..” ucapnya. Tangannya memasukkan kain basah tadi kembali ke baskom, lalu duduk di sisi gadis itu sambil menggenggam tangannya. tak lama dia teringat sesuatu dan memasukkan tangannya ke saku celana, lalu kembali mengeluarkannya. Itu adalah cincin Hyuna, “Begitu kau sadar, kau akan segera menjadi istriku. Kim Hyuna..” ucapnya dan memasangkan cincin itu lagi ke jari kekasihnya.

Hari demi hari Hyunseung habiskan untuk berbicara dengan kekasihnya itu, meskipun belum tau kapan Hyuna akan kembali sadar, dia tak pernah menyerah. Karena dia harus menjaga janin dalam kandungan kekasihnya.

Hari itu dia duduk di pinggir tempat tidur sambil merapikan rambut Hyuna dengan tangannya, “Kau ingin memilih warna untuk kamarnya? Pasti menyenangkan menyiapkan keperluannya nanti.. Juga ketika dia lahir. Ahhh.. aku ingin segera melihatnya..” ucapnya sambil mengelus perut Hyuna dan menatap perut gadis itu dalam. “Sayang, berikan kekuatan untuk eomma agar segera sadar.. Ara?” ucapnya lembut.

Tit! Tit!! Tit!!

Hyunseung terkejut mendengar bunyi tak beraturan dari layar pendeteksi jantung Hyuna, karena panic dia segera menekan tombol pemanggil perawat dan menatap kekasihnya. “Jebal.. Hyuna.. jangan tinggalkan aku!!” ucapnya.

Tak lama seorang perawat masuk, “Ada apa tuan?”

“Benda ini berbunyi aneh, apa yang terjadi?” Tanya Hyunseung panic.

Perawat itu memandang layar, “Saya akan seger memanggil dokter..” ucapnya dan langsung melangkah cepat keluar.

Hyunseung mengelus pipi Hyuna sambil menatapnya dalam, “Hyuna..”

Dokter yang menangani Hyuna muncul dan segera memeriksa keadaan gadis itu.

Hyunseung memperhatikan dokter itu bekerja dengan wajah cemas, dia sangat takut jika kekasihnya benar-benar pergi. ‘kumohon Hyuna, bertahan untukku dan janin dikandunganmu..’ batinnya.

“Kesadaran meningkat..” ucap dokter itu dan langsung memeriksa mata Hyuna.

Hyunseung tertegun mendengar ucapan dokter itu, “Ne?” ucapnya, namun sebelum mendapat jawaban, dia melihat apa yang dia tunggu selama ini. Hyuna membuka matanya perlahan. “Oh!! Hyuna!!!” serunya tak percaya.

=Sebuah Ball Room=

Hyuna menghela nafas dalam sekali lagi dan merapikan rambutnya.

“Gugup?” Tanya Brian Kim yang berdiri disebelah Hyuna.a

Hyuna memandang ayahnya dan mengangguk, “Ne..”

Brian Kim tersenyum dan memegang kedua bahu putrinya sambil memperhatikan penampilan gadis itu dalam balutan gaun pengantin putih panjang itu, “Kau sangat cantik, seperti ibumu..”

Hyuna tersenyum.

Mata Brian Kim berkaca-kaca memikirkan beberapa saat lagi dia akan menyerahkan putrinya pada seorang pria, “Hyuna-a, appa sudah melakukan kesalahan besar dengan meninggalkanmu. Juga membuatmu berpisah dari Hyunseung. Appa jeongmal mianata..”

Hyuna mengangguk, “Ne, appa..”

Brian Kim mengelus rambut Hyuna dan mengecup dahinya, “Appa sangat bahagia melihatmu mengenakan gaun ini..”

Hyuna tersipu malu.

“Tuan, sudah saatnya kalian masuk..” ucap Dujun memberitau.

“Ne..” jawab Brian Kim, “Khaja..” ajaknya sambil menarik satu tangan Hyuna ke lengannya.

Hyuna menghela nafas dalam dan bersiap. Begitu terdengar alunan piano yang merdu, dia dan ayahnya melangkah masuk menyusuri karpet merah menuju altar. Semua hadirin tampak berdiri menunggunya. Dia tersenyum pada Naeun, Eunji, Key dan Taemin yang berdiri sambil melambai padanya.

Hyunseung tersenyum melihat Hyuna melangkah kearahnya, setelah cukup dekat dia mengulurkan satu tangannya pada gadis itu.

Brian Kim memberikan tangan Hyuna pada Hyunseung, “Jaga dia baik-baik..” pesannya.

Hyunseung mengangguk, “Ne, appanim..” jawabnya, lalu membawa Hyuna ke altar.

“Kalian kunyatakan resmi menjadi suami dan istri..” ucap pendeta setelah pembacaan sumpah setia, “Kau bisa mencium pengantin wanitamu..” ucapnya pada Hyunseung.

Hyunseung memegang pipi Hyuna dan mencium bibirnya lembut. Terdengar tepuk tangan riuh dan sorakan dari tamu undangan.

Hyuna menatap Hyunseung dalam, “Saranghae oppa..” ucapnya.

“Nadoo saranghae.” Ucap Hyunseung.

=Sebuah Resort=

Hyunseung duduk dikursi santai di resort dengan Hyuna yang duduk pangkuannya mereka saling memandang satu sama lain untuk waktu yang lama sambil saling tersenyum.

Hyuna memegang perutnya, “Oppa, menurutmu dia perempuan atau laki-laki?”

Hyunseung memandang perut Hyuna sambil ikut memegangnya, “Mmm.. Sepertinya perempuan..” ucapnya.

“Wae?” Tanya Hyuna.

Hyunseung tersenyum, “Karena aku ingin dia cantik dan menarik sepertimu..” ucapnya sambil mengelus pipi Hyuna.

Hyuna tertawa kecil dan bersandar ke dada Hyunseung hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa senti, “Mungkin dia laki-laki..” ucapnya.

“wae?” Tanya Hyunseung.

“Agar dia memiliki rahang tajam sepertimu, memiliki mata indah sepertimu, juga senyum menawan sepertimu..” ucap Hyuna sambil tersenyum.

Hyunseung tersenyum lebar sambil mengelus rambut Hyuna, “Apa pun jenis kelaminnya nanti, aku berharap kita akan tetap bersama hingga kematian yang memisahkan kita..”

Hyuna mengangguk, “Ne..”

Hyunseung memeluk Hyuna dan menciumnya lembut, menghabiskan sisa waktu bulan madu mereka yang indah.

===THE END===

<<Back


18 tanggapan untuk “Baby Boo~~ [Chapter 32] (Ending)”

  1. Udah lama pengen komen nih ff ><
    keren thor!! Suka ama ff 2hyun yang begini 😀 untung deh hyuna ama hyunseung bisa bersatu! 😀

  2. huwaaaaa hepi end…
    akirnyaaa 2hyun bisa bersatuuuu…
    pyuuhhhhh
    kereeeenn banget unni efef nyaaa…
    hihihi ijin baca yg season 2 ny yaachhh…
    ^^

  3. Huwaaaa akhirnya~
    Kisah cintanya rumit, keren ffnya bikin miwek

    Gue lucunya mereka making love di sungai han haha untung jadi tuh reproduksinya..
    Daebak FF 2hyun, authornya good job!!!!

  4. Suka bangettttt :$
    Sampe kebawa emosi yaa
    Oke next season 2 (:
    Semoga diseason2 gak menderita banget 2hyun^^

  5. Waah.. Daebakk ffnya 🙂 gue ngebaca ff ini dri chapter 1 ampe ending rela begadang semalaman *curhat* sorry bru ngoment skrg 😀

  6. Hore!!!! \^_^/ setelah melalui rintangan akhirnya.. HAPPY ENDING! Gomawo udah bikin ff sekeren ini Thor!! *bow

Tinggalkan Balasan ke abellia cho^ Batalkan balasan