I Choose To Love You [Chapter 2]

2

2 Different Girls

Hyuna mengenakan kaus kaki dan memasang sepatunya, lalu berdiri sambil menyandang ranselnya.

“Kita berangkat agassi?” tanya Jina.

“Ne..” jawab Hyuna.

Jina membukakan pintu dan membiarkan Hyuna berjalan duluan, kemudian mengikutinya dari belakang. Semuanya sudah berkumpul di meja makan ketika ia datang, “Annyeonghaseo..” sapanya sambil membungkuk sopan dan duduk di sebelah Gayoon.

“Ayo sarapan Hyuna..” ucap Ran.

Sangwoo memperhatikan Hyuna, “Aigoo.. kau sudah besar sekarang Hyuna..” ucapnya.

Hyuna tersenyum malu, “Ne, Presdir Jang..”

Sangwoo tertawa kecil, “Aku masih ingat saat kau ikut ayahmu ke acara kantor beberapa tahun lalu, kau sangat menggemaskan..”

Hyuna tersipu malu karena pujian Sangwoo.

“Dia juga masih menggemaskan sekarang..” ucap Ran, lalu memandang kedua gadis tadi bergantian sambil tersenyum. “Eomma sudah mengatur kalian berdua akan berangkat di antarkan supir, jadi kalian tenang saja..”

Gayoon mengangguk, “Ne, eommanim..”

Hyuna memandang Gayoon, kemudian memandang Ran. “Eommanim, jika juga mengantarkanku supir perlu berputar arah karena sekolahku dan universitar Gayoon-ssi berbeda arah.. Jadi, kupikir aku akan pergi dengan bis saja..”

Ran terkejut mendengar ucapan Hyuna, “Mwo?!!” serunya dengan suara melengking tinggi. Membuat semua orang di meja makan menatapnya kaget. “Andwae! Andwae!! Kau tidak boleh pergi menggunakan bis! Itu berbahaya!! Tidak peduli harus berputar arah, yang penting kau harus diantar supir!” ucapnya tegas.

“Atau, bagaimana jika seperti ini..” ucap Gayoon menengahi, “Tujuanku dan Hyunseung-ssi kan sama, jadi bagaimana jika kami pergi bersama. Jadi supir hanya perlu mengantarkan Hyuna..”

“Ne?” Ran memandang Hyunseung, “Bagaimana Hyunseung?”

Hyunseung diam sejenak memandang Gayoon, “Keure..” jawabnya.

“Aigoo.. itu tidak adil, disini ada dua gadis cantik tapi Hyunseung hanya membawa satu..” ucap Sangwoo protes.

“Lalu, bagaimana?” tanya Ran.

“Begini saja..” ucap Sangwoo, “Pagi ini Hyunseung pergi bersama Gayoon dan supir mengantarkan Hyuna, nanti siang supir menjemput Gayoon sedangkan Hyunseung menjemput Hyuna.” Usulnya.

Ran mengangguk, “Ide bagus!” ucapnya.

“Baiklah..” ucap Gayoon setuju.

Hyuna memandang Hyunseung dan segera menunduk ketika pria itu memandangnya juga.

 

=Perjalanan=

Gayoon tersenyum simpul karena bisa duduk bersebelahan dengan Hyunseung di kursi belakang mobil, “Hyunseung-ssi, bagaimana menurutmu tentang perjodohan ini?”

Hyunseung yang sedang membaca buku memandang Gayoon, “Sangat baik..”

“Apa kau benar-benar akan memilih satu diantara aku dan Hyuna?” tanya Gayoon.

“Ne..” jawab Hyunseung.

“Mmm.. apa kau bisa memutuskannya dalam waktu 3 bulan? Itu kan tidak lama..” ucap Gayoon ingin tau.

“Entahlah.. Aku juga belum tau, tapi aku akan tetap memilih..” ucap Hyunseung menjelaskan.

Gayoon tersenyum, “Meskipun kau tidak memilihku, kuharap kau bersama orang yang terbaik..” ucapnya, lalu memandang keluar jendela.

Hyunseung tertegun sesaat mendengar ucapan Gayoon, lalu kembali memandang bukunya. Meskipun begitu ia masih memikirkan gadis yang duduk di sebelahnya itu. Gadis itu sangat dewasa dan berpikiran luas, ia merasa gadis seperti itu akan cocok menjadi istrinya.

Dimobil lain.

Jina memandang Hyuna yang terlihat bingung, “Agassi, ada apa?”

Hyuna memandang Jina, “Pengawal Choi, apakah aku bisa terpilih jadi menantu keluarga Jang?”

Jina tersenyum mendengar pertanyaan Hyuna, “Tentu agassi..”

Hyuna menghela nafas dalam dan menunduk sedih, “Tapi Gayoon-ssi sangat luar biasa. Dia tau bisnis, cantik, dewasa.. Aku tidak..”

“Agassi, anda mengetahui seni. Anda berbakat melukis, pintar dalam semua pelajaran, juga berjiwa sosial yang tinggi.” Ucap Jina membesarkan hati Hyuna.

“Tapi itu kan tidak cocok untuk dunia bisnis..” ucap Hyuna lesu.

“Siapa bilang?” tanya Jina.

Hyuna memandang Jina tak mengerti.

“Agassi, saya tau anda menyukai Jang Hyunseung.” Ucap Jina.

Hyuna tertegun, “Apakah sejelas itu?”

Jina mengangguk.

Hyuna tersenyum malu, “Oh.. aku malu sekali..”

“Pria seperti Jang Hyunseung, tidak memikirkan apa yang cocok dengan kehidupannya. Tapi cocok dengan hatinya..” jelas Jina.

Hyuna menatap Jina sambil berusaha mengerti maksud pengawalnya itu, “Maksudmu, aku bisa membuat Jang Hyunseung menyukaiku?”

Jina tersenyum, “Kenapa tidak?”

Hyuna tersenyum lebar dan memeluk Jina, “Aku senang kau ikut bersamaku..”

“Ne, agassi..” ucap Jina.

 

=Universitas=

Gayoon melangkah melewati lorong seorang diri, dia baru saja dari ruangan dosen.

“Gayoon-a..” panggil seseorang.

Gayoon berhenti dan memandang kearah orang yang memanggil.

“Kudengar kau menjadi salah satu calon istri Jang Hyunseung, benarkah?” tanya seorang gadis.

Gayoon tersenyum tipis, “Ne..”

“Wuaah.. kau pasti akan dipilih.. Kau cantik, pintar dan juga mempelajari hubungan internasional..” ucap gadis yang lain.

“Kuharap begitu, tapi aku tidak terlalu yakin..” ucap Gayoon.

“Ahh.. jangan merendah begitu.. Ayo ke kafetaria, kau mau?” tanya gadis itu.

Gayoon tertegun, ini pertama kalinya ada orang yang mengajaknya bergabung. “Ne? Oh.. tentu..”

 

=Cube High School=

Guru Jin menuliskan sebuah soal fisika sulit di papan tulis dan memandang murid-muridnya, “Siapa yang bisa menyelesaikan soal ini akan kuberi A+ dan tidak perlu mengikuti ulangan minggu depan..” ucapnya.

Semuanya hening sambil saling memandang bingung, hanya satu orang yang dengan berani mengangkat tangan.

Guru Jin tersenyum, “Silahkan Hyuna..”

Hyuna bergerak bangkit dan melangkah ke depan kelas, lalu mengambil spidol dan mulai menyelesaikan soal tadi. Ia perlu menghabiskan setengah papan untuk memecahkan soal rumit itu. “Selesai..” ucapnya pada Guru Jin.

Guru Jin memperhatikan apa yang dibuat Hyuna dan tersenyum pada gadis itu, “Nilai sempurna lagi untukmu di semester ini..” ucapnya bangga.

Hyuna tersenyum lebar dan membungkuk sopan, “Ghamsamida sam..”

“Kembali duduk..” ucap Guru Jin.

Hyuna mengembalikan spidol dan berjalan menuju tempat duduknya.

“Dasar sok pamer..”

Hyuna melirik gadis yang duduk di depan tempat duduknya itu, namun ia tak melakukan apa pun dan hanya bergerak duduk. Ia juga mendengar teman-temannya yang lain berbisik mengatakan hal seperi tadi. Menjadi anak pintar justru membuatnya di benci teman-temannya.

Begitu bel berbunyi, semua anak bergerak bangkit dan berjalan keluar dari kelas sambil menatap Hyuna kesal. Sementara gadis itu hanya duduk diam sambil membaca bukunya, berpura-pura tidak tau tatapan itu.

Jina masuk melalui pintu belakang dan menghela nafas sedih, lalu menghampiri Hyuna. “Agassi, ayo makan siang..” ucapnya pelan.

Hyuna mengangkat wajah memandang Jina dan mengangguk, lalu menutup bukunya dan bergerak bangkit.

 

=Siangnya=

Hyunseung menurunkan kaca jendela dan memandang ke arah gedung sekolah, “Jam berapa dia pulang?” tanyanya pada asisten pribadinya yang duduk disebelah supir, Yong Junhyung.

Junhyung memandang jam tangannya, “20 menit yang lalu..”

Hyunseung memandang sekitar dan melihat Hyuna duduk di anak tangga bersama Jina yang berdiri disebelahnya.

“Saya akan memanggil mereka tuan muda..” ucap Junhyung dan turun dari mobil.

“Agassi, jangan duduk disana.. itu kotor..” ucap Jina.

“Gwenchana eonni, aku akan mencuci rokku nanti..” ucap Hyuna dengan suara lelah.

“Annyeonghaseo.. Tuan muda Hyunseung sudah menunggu anda nona..” ucap Junhyung sambil membungkuk sopan.

Hyuna memandang Junhyung dan bergerak bangkit.

“Ayo agassi..” ucap Jina.

Junhyung membawa Hyuna ke mobil dan membukakan pintu belakang, Hyunseung bergerak keluar.

“Ayo masuk Hyuna-ssi..” ucap Hyunseung mempersilahkan.

Hyuna tersenyum malu dan melangkah maju, namun ia langsung berhenti begitu menyadari Jina tidak mungkin duduk bersamanya di belakang. Ia memandang Hyunseung dan Junhyung.

“Wae?” tanya Hyunseung.

“Lalu bagaimana dengan pengawal Choi?” tanya Hyuna pada Hyunseung.

Junhyung dan Hyunseung memandang Jina.

“Gwenchana agassi, saya akan menggunakan taxi..” ucap Jina.

“Ne?” Hyuna memandang Jina, “Mmm..”

“Dia berkata akan menggunakan taxi, masuklah..” ucap Hyunseung.

“Masuklah agassi..” ucap Jina.

Hyuna bergerak mundur sambil memandang Hyunseung menyesal, “Oppa, aku menggunakan taxi saja. Pengawal Choi akan sendiri nanti..”

Semua tertegun, kecuali Hyunseung yang tetap tanpa ekspresi.

“Agassi, tidak perlu seperti itu..” Bujuk Jina.

“Keure, sampai jumpa di rumah..” ucap Hyunseung dan masuk ke mobil.

Junhyung memandang Hyunseung tak percaya, lalu memandang Hyuna. “Nona, anda yakin?”

Hyuna mengangguk, “Ne..”

Junhyung menatap Hyuna tidak yakin.

“Asisten Yong!” panggil Hyunseung.

“Keure, kami pergi nona..” ucap Junhyung dan menutup pintu, lalu membungkuk sopan dan masuk ke mobil.

Jina memandang mobil Hyunseung yang bergerak pergi, lalu memandang Hyuna. “Agassi, kenapa anda melakukan ini?”

Hyuna memandang Jina dan tersenyum, “Gwenchana..” ucapnya, lalu memegang tangan gadis yang lebih tua 5 tahun darinya itu. “Khaja..” ajaknya sambil melangkah duluan.

Jina menahan Hyuna, membuat gadis itu kembali memandangnya. “Agassi, kejadian ini akan memberi dampak negative untukmu di mata Jang Hyunseung..”

Hyuna tersenyum sedih, “Gwenchana pengawal Choi..” ucapnya pelan.

Jina menatap Hyuna tak mengerti, “Agassi, bukankah anda ingin membuat Jang Hyunseung menyukaimu.. Kenapa anda melakukan ini?”

Hyuna diam sejenak, lalu kembali memandang Jina. “Khaja.. kita pulang naik bis saja..” ajaknya dan menarik pengawalnya itu.

Hyunseung memang terlihat tenang di dalam mobil, namun sebenarnya ia memikirkan Hyuna. Gadis itu lebih memilih seorang pengawal dari pada dirinya. Hal itu sangat mengesalkannya. Namun ia memang terlahir tanpa ekspresi, apa pun perasaannya ia tidak bisa menunjukkannya. Meskipun pada ibunya.

Junhyung memandang Hyunseung kebelakang, “Tuan muda, anda akan terkena masalah jika nyonya besar tau tentang ini..”

Hyunseung memandang Junhyung, “Itu masalahku..” ucapnya pelan.

Junhyung tak mengatakan apa pun lagi dan kembali memandang ke depan.

Di tempat lain.

Hyuna dan Jina akhirnya pulang menggunakan bis. Meskipun Ia tak mengatakan apa pun, pengawalnya tau gadis itu merasa sedih.

“Agassi, sebaiknya anda meminta maaf begitu tiba dirumah keluarga Jang..” ucap Jina.

Hyuna memandang Jina dan mengangguk, “Ne..”

Jina menatap Hyuna, “Agassi, kenapa anda menolak pergi bersama Jang Hyunseung tadi?”

Hyuna menghela nafas dalam dan tersenyum, “Aku tidak mau kau pergi seorang diri.. Sejak kecil kau selalu berkorban untukku, aku hanya ingin berlaku lebih dewasa sekarang..”

Jina tersenyum lucu, “Agassi, sudah tugasku menjagamu. Anda tidak perlu melakukan ini.. Jadi jangan lakukan ini lagi, araso?”

Senyuman Hyuna perlahan memudar, namun ia tetap berusaha mempertahankannya. “Ne..” ucapnya dan memalingkan wajahnya untuk memandang jendela.

 

=Mansion Keluarga Jang=

Tok! Tok! Tok!

Kepala Hyunseung menoleh ke pintu kamarnya, “Ne..”

Pintu terbuka pelan dan muncul kepala Hyuna, “Oppa, boleh aku masuk?”

Hyunseung diam sejenak dan melepaskan berkas-berkas di tangannya, “Masuklah..”

Hyuna melangkah masuk dan mendekati meja kerja Hyunseung dengan kepala menunduk, “Oppa, aku ingin meminta maaf karena tidak pulang denganmu tadi. Padahal kau sudah jauh-jauh menjemputku..” ucapnya menyesal.

Hyunseung diam menatap Hyuna untuk waktu yang lama, “Ne..”

Hyuna tersenyum, “Silahkan melanjutkan kegiatanmu lagi oppa..” ucapnya, lalu berbalik.

Hyunseung mengerutkan dahi melihat Hyuna pergi, dengan cepat ia bangkit berdiri. “Tunggu..”

Hyuna berhenti dan kembali memandang Hyunseung, “Ne?”

Hyunseung menatap Hyuna serius, “Kenapa kau memilih pergi bersama pengawalmu?”

Hyuna tertegun mendengar pertanyaan Hyunseung, “Ne? mmm.. Karena dia pengawalku..” jawabnya bingung.

“Hanya itu?” Tanya Hyunseung tak mengerti.

Hyuna diam sejenak, “Aku hanya tidak ingin pengawal Choi pulang sendiri sementara aku naik mobil bersamamu..” jawabnya jujur. Ia bergidik melihat tatapan Hyunseung yang mengerikan, “Oppa, waeyo?”

Hyunseung memalingkan wajahnya dan kembali duduk, “Pergilah..”

Hyuna mengerutkan dahi, lalu segera membungkuk sopan dan melangkah pergi.

Gayoon berhenti melangkah melihat Hyuna keluar dari kamar Hyunseung, matanya memandang pintu kamar pria itu dan kembali memperhatikan gadis itu pergi.

Malam itu.

“Eomma melakukan ini karena kau putri eomma.. Eomma akan mengorbankan apa pun demi dirimu..”

Hyuna yang berbaring miring di tempat tidur mengingat ucapan yang sering di ucapkan ibunya.

“Agassi, sudah tugasku menjagamu. Anda tidak perlu melakukan ini.. Jadi jangan lakukan ini lagi, araso?”

Hyuna menghela nafas dalam dan bangkit perlahan untuk melihat Jina yang tidur di sofa.

 

=Ruang Makan=

Ran tersenyum lebar memandang Hyunseung, Hyuna dan Gayoon, “Anak-anak..” Ucapnya menarik perhatian.

Semuanya memandang Ran yang tersenyum lebar.

“Berhubung ini hari Minggu, eomma sudah merencanakan kalian semua untuk melakukan kegiatan bersama.. Dengan begitu kalian bisa semakin dekat..” Ucap Ran senang.

Tidak ada yang memberi komentar.

“Kalian akan berkebun bersama!” Ucap Ran bersemangat.

Dahi Hyunseung berkerut menatap ibunya.

 

=Taman Belakang=

Hyunseung, Hyuna dan Gayoon harus menanam dan merawat bunga bersama.

“Nah Hyunseung, tugasmu membantu para gadis menanam.. Cepat.. Cepat.. Jika matahari naik tidak ada tanaman yg tumbuh..” Ucap Ran memberi instruksi.

Hyuna memandang Gayoon yang terlihat tenang mengambil sebuah bibit mawar. Hyunseung berjongkok di sekitar taman kecil itu sambil memperhatikan gadis itu menanam bunga.

“Agassi, anda bisa memilih bibit dan menanamnya..” Ucap Jina.

Hyuna memandang Jina dan mengangguk, “Keure..” Ucapnya, lalu mengambil bibit mawar juga dan ikut menanamnya bersama Gayoon.

“Hyunseung-ssi, bisakah kau membuat lubang disini?” Tanya Gayoon sopan.

Hyunseung mengangguk, “Ne..” Jawabnya dan menggunakan sekop kecil untuk menggali tanah.

Hyuna memperhatikan Hyunseung sejenak, lalu mengeluarkan bibitnya dari pot. “Aw!” Serunya karena terkena duri mawar.

Hyunseung dan Gayoon serentak memandang Hyuna.

“Agassi, anda harus berhati-hati..” Ucap Jina sambil mengelus tangan Hyuna yang terluka.

“Hyuna-ssi, bukan begitu cara melepaskan potnya.” Ucap Gayoon sambil memegang pot bibit Hyuna, “Kau harus memegangnya seperti ini dan melepaskannya perlahan..” Ucapnya menjelaskan sambil memperaktekkan apa yang ia lakukan.

Hyuna mengangguk mengerti, “Ne..”

Hyunseung menahan tubuhnya dengan satu lutut yang berpijak ke tanah untuk mendekat ke arah Hyuna, lalu membuat lubang tempat bibit tadi akan di tanam. “Ini..” Ucapnya.

Hyuna tersenyum, “Gumopta oppa..” Ucapnya.

Hyunseung hanya memandang Hyuna dan memandang Gayoon, “Apa yang akan dilakukan lagi?” Tanyanya.

Gayoon tersenyum Hyunseung bertanya padanya, “Sebentar..” Ucapnya dan memasukkan tanah hitam untuk menahan tanaman tadi.

Hyuna tertegun dengan perlakuan Hyunseung barusan, namun ia menyadari pria itu marah karena kejadian kemarin di sekolahnya. Jadi ia mulai menimbun tanamannya.

Jina yang berjongkok di sebelah Hyuna menatap Hyunseung tidak senang, pria itu membantu Gayoon namun sama sekali tak menatap nona mudanya. Jadi ia memandang gadis di sisinya dan ikut membantu memadatkan tanah.

Gayoon senang Hyunseung memberikan perhatian lebih padanya, namun merasa sedikit bersalah pada Hyuna. “Hyuna-ssi, kau harus memberikan pupuk..” Ucapnya memberitau. Lalu menyendokkan pupuk dari kantung plastik dan meletakkannya diatas tanah yang baru ditimbun, juga meletakkannya di tanaman Hyuna.

Hyuna tersenyum, “Gumopta..”

Ran yang duduk tak jauh dari ketiga anak muda itu memperhatikan mereka dari jauh, “Kupikir Hyunseung suka gadis cute seperti Hyuna..” Gumamnya tak mengerti.

 

 

<<Back                Next>>

,

11 tanggapan untuk “I Choose To Love You [Chapter 2]”

  1. Sedih lihat hyuna …… ”
    Hyuna fighting buat dapatin hati hyunseung
    Gayoon baik kenapa terpaksa jadi jahat …..
    Penasaran thorr Kerennnnnnnnn
    Lanjut thorrr ditunggu next chapternyaaaa^^

  2. Gayoon dewasa sekali… cocok deh~~ tapi aku sukanya 2hyun.. gimana donk?? wkwkwk
    tapi kasian Hyuna nya….””
    ayo! semangat Hyuna dapetin Seungie nya!! xD
    next~

  3. Baru buka blog ini lagi stelah udah lama gak buka. Ternyata udah ada ff 2hyun lagi :* seneng deh tapi ntar aja deh bacanya setelah uas ku selesai, semoga endingnya 2hyun bersatu 💑

Tinggalkan Balasan ke ivyhyuna Batalkan balasan